Suami bisa menjadi berkat bagi seorang Istri. Namun jika mereka tidak baik maka menjadi kutukan bagi seorang sang istri. Dalam membangun rumah tangga, seorang suami dituntunt menjalin hubungan yang harmonis dengan pasangannya. Terlepas dari kewajiban mencari nafkah, seorang suami di harapkan memiliki karateristik dan sifat yang baik. Namun masih banyak para suami khususnya yang sudah menjadi seorang ayah yang tidak menyadari sifat buruk dalam dirinya dan itu sangat berbahaya dalam hubungan rumah tangga. Berikut adalah daftar 5 sifat buruk suami yang merusak rumah tangga
Dalam banyak hal, Superman adalah pahlawan super buku komik yang ideal. Selain kekuatannya yang luar biasa – kemampuan terbang, mata laser, dan napas sedingin es – dia berani, penyayang, dan tidak mementingkan diri sendiri. Dia sangat kuat sehingga dia pada dasarnya tak terkalahkan. Tapi itu memiliki titik lemah yaitu kriptonit. Kryptonite adalah bahan mirip kristal hijau dari planet asal Superman, Krypton. Namun alih-alih menjadi pengingat rumah, ia memancarkan radiasi berbahaya yang dapat melemahkan atau bahkan membunuhnya. Superman lebih baik menjauh dari itu.Â
Suami bisa seperti Superman. Di sisi lain, kita masing-masing memiliki keterampilan dan kemampuan tertentu yang patut kita banggakan. Di sisi lain, kami juga tertarik pada sifat-sifat tertentu yang merusak pernikahan kami. Seperti kryptonite, semakin nyaman kita dengan sifat-sifat ini, semakin menghalangi kemampuan kita untuk menjadi suami yang baik. Berikut 5 Sifat Buruk Suami yang Merusak Rumah Tangga dan harus dihindari.Â
1. Memiliki Ambisi Terlalu Besar
Bagi banyak pria, keinginan kita untuk sukses di tempat kerja bisa menjadi motivator yang sangat besar. Sangat menyenangkan melihat hasil proyek terbaik Anda, diakui oleh orang lain atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik, dan menerima promosi dan kenaikan gaji dari waktu ke waktu. Tapi ambisi di tempat kerja bisa menjadi kryptonite jika kita membiarkannya mendorong kita, menghabiskan waktu luang kita dan menjauhkan kita dari keluarga kita, baik secara kiasan maupun harfiah. Untuk menghindari sifat menjadi suami yang buruk, kita harus berusaha untuk mencintai istri kita sebanyak (atau lebih) daripada yang kita lakukan di tempat kerja.Â
2. Mengharapkan Kepuasaan yang Berlebihan
Kepuasan adalah musuh pernikahan yang halus dan diam-diam. Menjadi puas adalah kebalikan dari berpikir. Alih-alih berinvestasi besar-besaran dalam pernikahan kita dan berusaha mencintai pasangan kita dengan lebih baik setiap hari, kita menjadi terbiasa dengan diri kita sendiri dan berhenti melakukan hal-hal yang membuat pernikahan kita berhasil. Ini bisa berarti memilih untuk tidak menjadwalkan waktu berduaan bersama, mengabaikan segala bentuk keintiman, atau lupa untuk check-in setiap hari. Sifat buruk suami ini bisa kita atasi dengan rutin meninjau kembali apa yang kita lakukan sebagai suami dan memilih melakukan hal-hal sederhana setiap hari karena cinta kepada istri.Â
3. Terlalu Mudah Terdistraksi
Entah itu pemasaran atau pemberitahuan terus-menerus, kita hidup di dunia yang penuh dengan gangguan. Saat kita terus-menerus melihat ponsel kita, membaca artikel lain tentang tim olahraga favorit kita, atau begadang bermain video game dengan pasangan kita alih-alih tidur, kita membiarkan gangguan itu menguasai kita. Ini adalah salah satu sifat buruk suami yang halus karena ketika kita terganggu, kita tidak memperhatikan hal yang paling penting. Kita dapat memerangi gangguan dengan memastikan bahwa kita memberikan waktu berkualitas yang konsisten kepada wanita kita yang tidak diundang oleh gimmick dan tim olahraga favorit.Â
4. Tidak Menjaga Pandangan
Sementara sebagian besar dari kita tidak akan pernah membayangkan selingkuh dari istri kita, itu terlalu sering terjadi. Perselingkuhan dalam pernikahan dimulai dengan kompromi sederhana yang harus kita hindari sejak awal. Ketika kita mulai mencari keintiman yang seharusnya kita miliki dari istri kita, atau membandingkan istri kita dengan istri lain, kita sedang menyuburkan sifat buruk suami kita, yang dapat melemahkan atau menghancurkan pernikahan kita. Kita harus terbuka, jujur, dan sadar setiap kali jalan ini mulai tampak menarik dan membuat pilihan sadar untuk bersama wanita yang kita cintai.Â
5. Memiliki Kebanggaan Diri yang Tinggi
Pria yang sombong sering menempatkan dirinya di atas tumpuan untuk menebus harga dirinya yang rendah. Ini bisa membuatnya kurang memikirkan orang-orang di sekitarnya. Suami yang sombong tidak akan menghadapi kelemahannya atau mengakui kesalahannya. Ketika kita dikuasai oleh kesombongan, kita dapat menolak cara pernikahan meminta kita untuk menjadi pria yang lebih baik. Kita juga bisa menolak istri kita. Penangkal kesombongan adalah kerendahan hati. Kita sering mengacaukan kerendahan hati dengan mencela diri sendiri. Tapi seperti yang kita semua dengar, kerendahan hati yang sejati bukanlah tentang merendahkan diri sendiri, tetapi kurang memikirkan diri sendiri.Â